Kamis, 26 Juni 2014


Guru Bingung Isi Rapor karena Kesalahan Pemerintah

Guru Bingung Isi Rapor karena Kesalahan Pemerintah
Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti. Tempo/Tony hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti, mengatakan kebingungan guru dalam mengisi rapor model baru terjadi karena tidak diberikan pelatihan pemberian penilaian rapor ketika diadakan pelatihan kurikulum 201r.

"Ya wajar kalau gurunya bingung isi rapor. Ini keteledoran pemerintah yang tidak beri pelatihan penilaian rapor, juga format rapor yang terburu-buru diberikan," kata Retno ketika dihubungi pada Kamis 23 Januari 2014.

Retno juga mengatakan ketika pelatihan kurikulum baru tersebut, model rapor yang diinginkan belum ditentukan oleh Kementerian Pendidikan. Sistem penilaian rapor yang baru tersebut baru diberikan sekitar minggu pertama atau kedua Desember 2013, padahal penerimaan rapor ditetapkan tanggal 21 Desember 2013.

Walhasil, banyak sekolah yang menunda penerimaan rapor, khususnya kelas X dan XI Jakarta. "Di sekolah saya, SMAN 13, penerimaan rapornya diundur esok hari," kata Retno.

Menurutnya, guru-guru tidak siap sehingga merekaya penilaian. "Misalnya guru tersebut baru mempunyai 6 penilaian diwajibkan memiliki 10 penilaian sehingga sisanya terpaksa direkayasa," kata Retno. (Baca:Guru Keluhkan Format Rapor Kurikulum 2013)

Perubahan ini juga membuat orang tua kebingungan dalam membaca penilaian rapor. Menurut Retno, seharusnya orang tua diberikan penjelasan cara membaca rapor oleh wali kelas. Namun, kembali lagi wali kelas belum diberikan pelatihan sistem rapor baru ini.

Retno mengatakan sudah terlambat untuk mengatasi permasalahan penilaian rapor model baru ini. "Sudah terlambat," kata Retno. (Baca: Wapres: Ada Masalah Penerapan Kurikulum Baru)

RIZKI PUSPITA SARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar